Evaluasi aksi bela Islam 212
Panglima Gerakan Nasiional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI) Munarman SH memaparkan tiga point penting Evaluasi Aksi Bela
Islam 212, pada pengajian bulanan FPI di Markaz Syariah FPI Petamburan
Jakarta Pusat, Ahad 4/12/2016.
Pertama, bahwa Aksi Bela Islam 1,2 dan 3 sesungguhnya baru
merupakan latihan. Kita belum masuk pertempuran yang sesungguhnya. Kita
yang penting sekarang ini adalah belajar mengatur strategi dulu dan
mematuhi komando Ulama.
Kedua, Munarman menyampaikan, “Saya minta maaf apabila dalam
aksi-aksi sebelumnya saya terkesan seperti tegas, keras dengan melarang
massa naik ke panggung utama dan lain-lain. Karena ada yang mengatakan
saya terlalu tegas saat mengamankan Aksi Bela Islam.” Ujarnya. Seperti
dilansir gubernurmuslim.
Alasan saya melarang massa naik karena kalau dibiarkan mereka naik
semua maka panggung akan roboh. Saya mementingkan keselamatan tuan-tuan
guru kita yang berada di atas panggung. Jadi mohon dimaklumi.
“Ketiga, Kemarin sebulan sekali kita melakukan Aksi. Yaitu Aksi Bela
Islam pada 14 Oktober, 4 November dan 2 Desember 2016. Sebentar lagi
kita harus siap seminggu sekali mendatangi sidang Ahok.”
“Kita lihat yang sanggup berjuang seminggu sekali berapa orang yang
datang ke pengadilan. Apa 20 orang, 100 orang atau 1000 orang dan
seterusnya.”
Terutama untuk warga Jakarta, yang sudah mendapatkan pelajaran
penting dari saudara-saudara kita di Ciamis yang telah jauh-jauh jalan
kaki menuju Jakarta untuk menghadiri Aksi Bela Islam 212.
“Jadi warga Jakarta kebangetan kalau gak hadiri sidang seminggu
sekali Ahok di Pengadilan Jakarta Utara. Dan tahap perjuangan
selanjutnya, kita harus siap melakukan aksi-aksi setiap hari.”, demikian
tutup beliau
Ed : Muttaqin | Panjimas
